-->

Learning Journal Pelayanan Publik

LEARNING JOURNAL PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan publik
Learning Journal Pelayanan Publik
A. Pokok pikiran

Learning Journal Pelayanan Publik - Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.


Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pelayanan publik yaitu : (1) Partisifatif, (2) Transparan, (3) Responsive, (4) Tidak dikriminatif, (5) Mudah dan murah, (6) Efektif dan efesien, (7) Aksesibel, (8) Akuntabel, (9) Berkeadilan. Selain itu juga ada tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).


Seorang ASN harus memiliki pola pikir bahwa mereka adalah seorang pelayan publik. Mereka harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada publik, karena ada dua hal pokok yang harus ASN perhatikan yaitu: (1) Mereka adalah pembayar pajak yang membiayai kegiatan pelayanan publik; dan (2) Dia adalah tuan Saudara karena mereka yang menyediakan semua fasilitas kerja dan gaji yang Saudara terima tiap bulannya.


Untuk mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Alenia ke 4, maka dibutuhkan Pegawai ASN untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Berbagai ahli menjelaskan problem yang menjerat birokrasi tersebut sebagai patologi birokrasi. Bentuk-bentuk patologi birokrasi tersebut, antara lain: (1) Penggelembungan organisasi, (2) Duplikasi tugas dan fungsi, (3) Red tape, (4) Konflik Kewenangan, (5) Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), (6) Enggan untuk melakukan perubahan.


Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Wiharto mengakui bahwa pelayanan publik yang ada di Indonesia masih mengecewakan. Hal tersebut katanya, dapat dilihat dari berbagai hasil survey yang diselenggarakan baik oleh lembaga non-profit dalam maupun luar negeri. “Padahal, aturan untuk memberikan layanan publik yang baik sudah terangkum dalam aturan resmi. Baik itu dari Undang-undang dan Peraturan Pemerintah,” katanya.


Namun demikian, ia keberatan bila masyarakat memukul rata bahwa pelayanan publik di Indonesia masih buruk. “Ada beberapa instansi pemerintahan yang sudah menjalankan layanan publik dengan baik,” jelasnya. Ia menambahkan, pelayanan publik yang buruk ini bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya sumber daya yang kurang. Sementara, kebutuhan masyarakat untuk menerima layanan yang baik semakin tinggi. “Hal itu membuat ketimpangan. Oleh sebab itu ini merupakan pekerjaan rumah yang harus sama-sama kita perbaiki di masa yang akan datang,” imbuhnya.( https://yappika-actionaid.or.id/layanan-publik-buruk-kritiklah-untuk-perbaikan.


Sebelum Bupati Nurdin menjabat Kabupaten Bantaeng tahun 2008, Bantaeng dulu termasuk 199 daerah tertinggal di Indonesia. Tiap tahun dilanda banjir dengan infrastruktur dan layanan kesehatan yang buru‎k. Pertumbuhan ekonominya pun hanya 4,7 persen. Namun dengan kemampuan yang dimilikinya, daerah yang memiliki luas 395,83 Km atau tak lebih besar dari Pulau Madura itu berhasil diubah dan ditingkatkan perekonomiannya. Nurdin mensiasati APBD sebesar Rp 821 miliar dengan menggalang sumber lain.


Salahsatu usahanya adalah menciptakan layanan kesehatan 24 jam 'mobile ambulans'. Berkat jaringannya yang luas, Nurdin berhasil menghadirkan ambulans yang merupakan modifikasi mobil Nissan Elgrand itu hibah dari pemerintah Jepang‎. "Sejak 5 tahun lalu ketika ada masyarakat sakit, 24 jam cukup telepon 113, maka dokter, perawat hadir di rumah. Dan semuanya dilayani gratis didukung 20 dokter dan 24 perawat," papar bupati yang pernah tinggal 8 tahun di Jepang itu disambut tepuk tangan ratusan undangan yang hadir.


Ambulans itu terbilang canggih dan bisa disebut rumah sakit berjalan lantaran fasilitasnya yang lengkap. Mulai dari alat pacu jantung, infus, oksigen, kelengkapan obat-obatan, hingga bisa melakukan operasi dan pelayanan persalinan bagi ibu melahirkan. Dengan layanan ini kami mampu menekan angka kematian‎ ibu nol persen di Kabupaten Bantaeng, Tak hanya bidang kesehatan, kemampuannya dalam agrikultur betul-betul dimanfaatkan dalam peningkatan perekonomian daerah, terutama dalam hal ketahanan pangan. Bantaeng bisa surplus 21 persen di bidang pangan. 7 tahun memacu pertumbuhan ekonomi 4,7 persen data BPS, mengalami pertumbuhan 9,2 persen. Dan sekarang Bantaeng jadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Selatan. 


Capaian yang diperoleh Kabupaten Bantaeng itu bahkan sempat terdengar negeri Paman Sam. Konsul Jenderal Amerika Serikat Joaquin Monserrate‎ terbang ke Bantaeng pada akhir 2014 lalu untuk melihat langsung pertumbuhan ekonomi dan layanan kesehatan ala Nurdin. Dan Bantaeng saat ini menjadi laboratorium pilihan bagi 104 kabupaten kota untuk studi banding tahun 2014. (https://news.detik.com/berita/d-2903112/diganjar-tokoh-perubahan-ini-prestasi-bupati-bantaeng-nurdin-abdullah).


Adapun gagasan penerapan untuk mengembangkan kualitas prilaku ditempat kerja yaitu:   menamankan pola pikir di dalam hati dan pikiran bahwa diriku adalah pelayan publik, hadirnya diri ku diri sendiri hanyalah semata-mata untuk membantu mengurusi segala kebutuhan publik. Oleh karena itu saya akan berusaha untuk memperlakukan semua warga sekolah dengan baik tanpa terkecuali baik itu rekan guru, siswa, penjaga sekolah, wali murid maupun pihak-pihak terkait lainnya. 


Di dalam proses belajar mengajar minsalnya saya akan berusaha mengajar kepada anak dengan bahasa lemah lembut yang penuh kasih sayang, mengajarkan dengan sabar atas materi yang belum difahami peserta didik, dan selalu bersikap ceria dan selalu tersenyum kepada mereka.


Baca Juga :

1. Learning Journal Wawasan Kebangsaan Dan Bela Negara

2. Learning Journal Etika Publik

LihatTutupKomentar